Sunday, March 10, 2013

Opera Jawa 3: Selendang Merah


   



Setelah sukses besar dari dua karya sebelumnya "Ranjang Besi" dan "Tusuk Konde", kini Teater Opera Jawa hadir dengan "Selendang Merah", bagian terakhir dari Trilogi Opera Jawa yang disutradarai oleh Garin Nugroho, Musik Komposer Rahayu Supanggah, Koreografer Anggono Kusumo dan Danang Pamungkas.

Masih berdasarkan epik Ramayana, percintaan Rama dan Shinta, kali ini Opera Jawa: Selendang Merah membawa kisah cinta segitiga antara Tuan Ledek Tayub, Istri Ledek Tayub bernama Sri Ledek dengan Ledek Ketek (metafor dari kera putih/hanoman), kisah berawal dari seekor monyet  (Ledek Ketek/Hanoman ) yang diburu dan ditangkap oleh kelompok ledek tayub keliling dipimpin oleh laki-laki kejam bernama Tuan Ledek, beristrikan seorang penari tayub  yang disebut Sriledek. Kelompok Ledek Tayub melakukan perjalanan , dalam perjalanan Ledek Tayub memeras tenaga Hanoman secara brutal, diam-diam Sriledek istri tuan Ledek Tayub semakin menemukan percintaan liarnya dengan Hanoman. akhir cerita, Hanoman menemukan tiwikramanya dalam penyiksaan tuan Ledek Tayub dan percumbuan dengan Sri Ledek.
Opera Jawa trilogi ke tiga ini ingin mengisyaratkan dunia yang jungkir balik, yakni ketika perilaku manusia sudah tidak dapat dikendalikan lagi, sementara yang berkuasa tidak berpihak pada kaum yang lemah, maka semua kehidupan layaknya sirkus, serba jungkir balik penuh tragedi dan ketidakterdugaan.

Jika Opera Jawa satu "Ranjang Besi" medium utamanya adalah ranjang dan Opera Jawa dua “Tusuk Konde” medium utamanya adalah kukusan dan tusuk konde, maka Opera Jawa tiga ini medium utamanya adalah selendang merah.

“Selendang mempunyai arti dan peran khusus dalam seni pertunjukan Indonesia terlebih di Jawa. Maka banyak muncul pengertian penuh beragam makna berkait dengan kata selendang alias sampur dalam Bahasa Jawa. Dalam pertunjukan ini, selendang itulah yang membawa dunia jadi jungkir balik, maka semua tak lagi pada tempatnya.” – Garin Nugroho

Seni pertunjukan Jawa mengalami erosi yang besar, saat ini sulit menemukan seniman Jawa yang orisinil dan mumpuni. Opera Jawa ingin menemukan dan menampilkan seniman-seniman itu.

Opera Jawa merupakan ensiklopedi seni vokal dan tari yang diambil dari berbagai khasanah seni serta geografi seperti gunung, pesisir laut, sawah yang diambil dari Solo, Jogja, Klaten, Banyumas, Boyolali dll.

Opera Jawa merupakan wujud hubungan antara Budaya Jawa dengan Islam, Hindu dan dengan berbagai seni pertunjukan saat ini seperti ketoprak, campursari, musik jazz.




Opera Jawa: Selendang Merah akan dipentaskan di:

Solo
Teater Besar, Institut Seni Surakarta-Minggu, 7 April 2013
     Pukul 19.00 wib
Harga Tiket Pertunjukan Solo;

  • VVIP           : Rp 200.000,-
  • VIP              : Rp 100.000,-
  • Kelas I         : Rp 50.000,-
  • Mahasiswa : Rp 25.000,-

Untuk Pembelian tiket pertunjukan khusus di Solo, silahkan hubungi:
- Seratan Antik Batik, Jl. Ahmad Dahlan 07 Nonongan - depan hotel Keprabon, 
0271-643727;
- Lobby Teater Besar ISI Surakarta:
Muklis 0856 4714 6402 ; 
Fafa 0877 3610 1146


Jakarta
Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta-Sabtu, 13 April 2013
     Pertunjukan 1 : pukul 16.00 wib
     Pertunjukan 2 : pukul 19.00 wib
Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta-Minggu, 14 April 2013
     Pukul 19.00 wib

Harga Tiket Pertunjukan Jakarta;

  • VIP          : Rp 500.000,-
  • Gold         : Rp 300.000,-
  • Silver       : Rp 200.000,-
  • Tribune     : Rp 100.000,-


Untuk Pembelian tiket pertunjukan khusus di Jakarta, silahkan hubungi 
SET Film
Ruko Kebayoran Arcade, Blok C1/23, Sektor 7, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan
Tel. 021 74870866; 087809458760; 0812 1241 6282 
Tiket Online: www.mybooking.co.id  ;  rajakarcis.com

Thursday, January 17, 2013

Global Warming Video Award 2009, 2010, 2011




“Sosialisasi aksi kepedulian untuk bumi dan lingkungan hidup”

Saat ini bahaya pemanasan global nyata di depan mata. Kesadaran untuk bersamasama mengerem laju pemanasan global yang sudah pada tingkat mengkhawatirkan ini harus kita lakukan bersama-sama.

Kepedulian untuk melakukan aksi nyata ini terwujud dengan kerja sama antara SET Film Workshop, DAAITV, dan Kementerian Lingkungan Hidup, melalui penyelenggaraan kompetisi Iklan Layanan Masyarakat yang kegiatan ini diberi nama: GLOBAL WARMING VIDEO AWARD.

Kegiatan yang merupakan langkah kecil ini dapat menjadi ajang untuk mengasah kepekaan remaja, pelajar, dan mahasiswa untuk peduli pada peningkatan ancaman bahaya pemanasan global yang nyata di depan mata. Tanpa kesadaran untuk berperan aktif menyelamatkan bumi, perubahan iklim akan mengancam keselamatan alam dan manusia.

Monday, January 7, 2013

LA Lights Indiemovie


Merayakan kreativitas indie


“Workshop penciptaan , merayakan 5 tahun, di empat kota, lebih dari 500 peserta tiap kota, public lecture dalam dan luarnegeri, subsidi dana mencipta 8 film pendek”
LA Lights Indie Movie, celebrating indie creativity
“ A creative workshop, celebrating three years, four cities, 500 participants in each city, international and national public lecture, funding in creating eight alternative short films every year”
LA Lights Indie Movie adalah program tahunan berupa workshop film yang terselenggara atas kerjasama SET Film Workshop dengan LA Lights. Program ini menjadi penting karena komunitas
independen yang ada di daerah adalah pondasi bagi
berkembangnya perfilman nasional. Bahkan bagi perfilman dunia, anak muda dengan ide-ide segar dan kreativitas selalu menjadi perhatian dan diberi ruang untuk tampil dan dibina.
Tahun 2011 ini, sudah kali kelima LA Lights Indie Movie berlangsung. Film maker nasional dan internasional selalu kita hadirkan untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, jejaring, dan tentu saja
semangat untuk terus berkarya

National Lecturers:
Slamet Rahardjo, Arturo GP, Hanung Bramantyo, John De Rantau, Agung Sentausa,
Salman Aristo, Titien Wattimena,Nova Riyanti Yusuf, Joko Anwar, Monty Tiwa, Lulu Ratna, Djenar Maesa Ayu, Viva Westi, Vivian Idris, Lola Amaria,Anjasmara, Nadine Chandrawinata Guntur Suharjanto, Luna Maya, Desta, Tora Sudiro, Laura Basuki, German Mintapraja, Faozan Rizal, Aria Agni, Ifa Isfansyah

Artis Bikin Film:

  • 2008: Ringgo Agus Rahman (MENGEJAR UNTUNG), Indra Birowo (CAHAYA GELAP), Olga Lydia (REAL LOVE),Wulan Guritno (BIDAN LELAKI )
  • 2009: Desta ( DI BURGER BACEM ) , Lukman Sardi ( SANG PENJAHIT ), Luna Maya ( SUCI & THE CITY), Sigi Wimala ( GAY/TIDAK )
  • 2010 : Raffi Ahmad ( BARBIE ), Cathy Sharon ( Gadis di Ruang Tunggu), Ario Wahab ( Nathalie”s Instinct ), Marsha Timothy (Naruto Bersyukur)
  • 2011 : Astrid Tiar ( 7 Cara Bercinta ), Gading Marteen ( Dulu Banci ), Reza Rahadian ( Sebelah ), Asmirandah ( Aku Ingin Kamu )